Kamis, 07 April 2011

KONSEP IMUNISASI HALAL HALALAN THAYYIBAN

KONSEP IMUNISASI HALAL HALALAN THAYYIBAN
1. Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang memaksimalkan pembangunan dan pemeliharaan sistem imun atau kekebalan tubuh manusia.
2. Memberikan asupan nutrisi atau zat gizi atau makanan tertentu yang meminimalkan dan menghilangkan zat yang bersifat menurunkan kerja sistem imun atau kekebalan tubuh manusia.
3. Menjauhkan dan menghentikan asupan nutrisi yang bersifat menurunkan pembangunan dan pemeliharaan sistem imun atau kekebalan tubuh manusia.
4. Tidak memberikan vaksinasi yang mengandung Toksin/Racun bahan berbahaya yang menjadi ancaman kesehatan manusia.
a. Kimiawi Sintetis
b. Logam Berat (Heavy Metal)
c. Hasil Metaboit parsial
d. Toksin Bakteri
e. Komponen dinding sel
5. Tidak memberikan vaksinasi dan obat-obatan yang mengandung bahan yang haram secara syari’at.
a. Alkohol dan turunannya, yang bersifat seperti alkohol, yaitu yang apabila dikonsumsi secara banyak akan memabukkan.
b. Tidak mengandung Darah, daging Babi, dan hewan yang ketika disembelih tidak menyebutkan nama Allah.
c. Tidak daging yang diharamkan menurut syari’at, contoh: Binatang Buas, Bertaring, bangkai dll.
d. Tidak dikembangbiakkan di dalam darah hewan apapun, daging babi, dan di dalam makhluk hidup yang diharamkan menurut syari’at.
6. Membiasakan untuk mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat membangun sistem kekebalan tubuh manusia.
7. Membiasakan untuk tidak mengkonsumsi menu makanan sehari-hari yang bersifat menururnkan sistem kekebalan tubuh manusia. (Diambil dari www imunisasi halal.com)








Berikut cuplikan wawancara antara Hidayatullah dan KH Ma’ruf AMin selaku Ketua Komisi Fatwa MUI (halaman 23)
H: apa benar vaksin yang diedarkan tahun lalu terdapat unsur haram? M: vaksin yang dipakai untuk imunisasi polio tahun lalu memang terdapat unsur haram (karena mengandung porcine/tripsin babi)
H: lalu, tanggapan MUI saat itu?
M: kalau (bahan babi itu) memang ada penggantinya, kita tidak akan izinkan. tapi menurut Dep Kes (pengganti itu) tidak ada. yang ada hanya bahan itu. apabila yang sepenuhnya halal tidak ada, tidak ada alternatif, padahal polio itu sangat berbahaya dan bahanya cukup besar, maka kita menyatakan itu boleh karena darurat
H: apa maksudnya boleh karena darurat?
M: zat itu (tripsin babi) tetap haram, tapi diperbolehkan karena kondisi darurat
H: apakah ini berarti vaksin menjadi halal?
M: kita tidak menghalalkan yang haram. sementara kita gunakan yang haram karena darurat. sampai sekarang belum ada (vaksin) yang halal untuk polio. karena ini darurat, ya kita pakai. begitu juga dengan (vaksin) campak
H: apakah depkes sudah meminta fatwa MUI tentang vaksin campak? M: perasaan saya belum. untuk campak, kita belum membuat apa2
H: bagaimana dengan penggunaan ginjal kera dan janin bayi hasil aborsi sebagai media pebiakan virus untuk vaksin?
M: iya, itu ya haram. itu memang tidak diperbolehkan.
H: apa pertimbangan MUI menyatakan kedaruratan masalah ini?
M: pressentasi dari depkes memang menakutkan kalau itu dibiarkan. polio merupakan bahaya. yang katanya darang fari sudan ke jeddah, lalu ke sukabumoi, terus menjalar ke mana2. bahaya polio sedemikian mengancam, generasi kita akan menjadi generasi polio kalau tidak divaksinasi
H: apakah ada rekomendasi yang MUI berikan kepada pemerintah?
M: kita minta pemerintah mengupayakan obat (vaksin) yang sepenuhnya halal. jadi, ini hanya untuk sementara
H: bagaimana dengan hadits Rasulullah saw yang menyatakan Allah tidak menjadikan obat dari yang haram?
M: itu kan kaidah umumnya. tapi, kalau yang ditemukan baru yang haram dan juka tidak ditanggulangi akan menimbulkan kesulitan, terpaksa kita gunakan. ini untuk sesaat saja. hanya untuk sementara saja. agama memberikan keluasan, kemudahan, ketidaksempitan. dalam keadanan seperti ini bisa diperbolehkan. soal zat (tripsin babi), tetap haram, tapi diperbolehkan karena kondisi darurat. dalam hal makanan juga demikian. kalau tidak ada yang bisa dimakan pada saat itu kecuali yang haram, maka diperbolehkan. famanidh thirro ghairo baaghin wa laa’aadiin falaa itsma ‘alaihi (barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. QS al-Baqarah: 173)
H: bagaimana dengan orang tua yang menolak anaknya divaksinasi
M: seharusnya tidak menolak. sebab, menurut depkes, kalau ada yang terkena polio, dampaknya akan luas sekali/ penyakit itu akan menyebar. usaha yang dilakukan pemerintah menjadi tidak berguna
H: kabarnya ada perusahaan farmasi swasta yang meminta sertifikat MUI untuk vaksin yang mereka produksi
M: memang ada, tapi kami tidak mai memberikan. karena vaksin itu hanya bisa dipakai kalau yang meminta adalah pemerintah, dalam hal ini depkes. kalau swasta, nanti malah banyak yang minta
H: mengapa demikian?
M: kita tidak mau meproduksi obat-obatan (haram) seperti itu. itu hanya karena darurat. kalau swasta, tidak jelas digunakan


Friday, July 08, 2005
Vaksin penyebab Autis (email dari seorang Ibu)
Buat para Pasangan MUDA. om dan tante yang punya keponakan… atau bahkan calon ibu … perlu nih dibaca tentang autisme.. Bisa di share kepada yang masih punya anak kecil supaya berhati-hati…….. Setelah kesibukan yang menyita waktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku “Children with Starving Brains” karangan Jaquelyn McCandless,MD yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo.
Ternyata buku yang saya beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50,000,- itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang, sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder.
Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuat saya menangis. Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 -
Februari 2002), Joey memperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB. Menurut buku tersebut (halaman 54 – 55) ternyata dua macam vaksin yang diterima anak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak awal tahun 1990 an.
Vaksin yang mengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun 2001. Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik, ternyata malah “diracuni” oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi.
Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidak menderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein, harus terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemen yang keseluruhannya sangat besar biayanya.
Saya hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Departemen Kesehatan, tolonglah baca buku tersebut di atas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yang masih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudah terjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor dengan harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperti contohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekan sampai ke pedesaan.
Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dengan menolak vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalah bernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yang tidak mengandung Thimerosal.
Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua, agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya. Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yang untuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biaya terapi supplemen, terapi ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftar tunggunya sampai berbulan-bulan), yang besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya.
Terakhir, mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman- teman senasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri dari belenggu Autisme.
“Let’s share with others… Show them that WE care!”







AUTISME & TRANSFER FACTOR
[sumber:Transfer Factor book's by Rita Elkins M.H.]
Autisme mungkin di sebapkan oleh virus terutama virus Rubela yang menyebapkan sejenis demam/campak.
Banyak penyelidik percaya bahwa pertentangan antara sistem imun yang muda dan belum matang dengan virus tersebut menyebapkan perkembangan Autisme. Disamping itu, beberapa kajian mengatakan bahwa autisme sebenarnya mungkin adalah reaksi tak normal terhadap vaksin virus hidup bagi anak-anak yang rentan yang mempunyai sistem imun yang belum matang.
Perawatan Autisme dengan Transfer Factor
20 orang anak-anak autistik yang dirawat dengan Transfer Factor tambahan, 21 anak menunjukan kemajuan tingkah laku dengan baik. 10 orang dari anak-anak tersebut bertambah baik dari segi emosi dan mental, cukup untuk membolehkan mereka memasuki sekolah aliran utama.
Mengapa Anak-Anak Membutuhkan Transfer Factor?
- Anak-anak memiliki sistem imun yang masih lemah dan mudah terserang infeksi yang di dapat dari kehidupan sehari-hari dan juga dari sekolah.
- Anak-anak banyak sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi,dan memiliki asupan yang rendah terhadap nutrisi yang penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Anak-anak mendapatkan infeksi dari lingkungan rumah dan sekolah.
- Infeksi telinga yang meningkat membuat penggunaan antibiotic dosis tinggi meningkat pada anak-anak.
- Penggunaan antibiotic yang berlebihan pada anak-anak menyebabkan sistem imun tidak bekerja optimal,dan membuat tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotic meningkat.
- Transfer Factor adalah alami, aman , tidak menimbulkan efek samping, dan mudah dikonsumsi oleh anak-anak.
- Anak-anak mendapatkan manfaat yang luar biasa dari Transfer Factor di dalam kehidupan mereka.
- Transfer Factor menghemat jutaan rupiah dalam biaya pengobatan Transfer Factor membantu mencegah infeksi berulang seperti flu,amandel dan infeksi telinga.
- Transfer Factor mencegah penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak perlu dengan cara meningkatkan kekebalan dan sistem pertahanan tubuh anak-anak.
- Transfer Factor terbukti aman diberikan untuk anak-anak mulai berumur 1 hari.
- Transfer Factor dapat meningkatkan IQ pada anak-anak .
- Transfer Factor sudah dibuktikan secara sains selama lebih 50 tahun,dan menghasilkan lebih dari 3500 laporan uji klinis oleh para ilmuwan lebih dari 60 negara.
- Transfer Factor sangat dibutuhkan oleh anak-anak mengingat begitu tingginya tingkat stress yang didapatkan anak disekolah,sehingga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,yang berakibat mudahnya anak-anak terkena penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar